Does University: Sekolah Animasi dan Visual Gratis

Anggapan yang terbentuk dalam masyarakat terkait sekolah animasi dan visual yaitu sekolah swasta dengan biaya yang mahal. Hal ini terbantahkan dengan kehadiran Does University sebagai sekolah desain dan visual gratis di Indonesia. Sekolah ini mulanya hanya berfokus sebagai sekolah yang berbasis pada pembelajaran animasi. Namun, seiring berkembangnya waktu, sekolah ini berkembang menjadi 5 program yaitu 3D Animation; 3D Modeling; Software Development; UI/UX Design; dan Cinematography. Basis pengajaran yang dilakukan oleh Does University berupa sistem karantina selama 24 jam di tempat belajar, kecuali hari libur dan akhir pekan. Sistem karantina dilakukan selama satu setengah tahun dengan tujuan supaya siswa dapat melatih kemampuannya secara intensif.

 

Proses Pembelajaran di Does University

Does University merupakan salah satu sekolah bakat non-formal yang memfasilitasi minat dan bakat di bidang animasi dan visual. Sekolah yang terletak di Jogja ini digagas oleh Erix Soekamti, vokalis dan bassist band Endang Soekamti sejak tahun 2015. Tujuan utama sekolah ini didirikan adalah untuk menyalurkan passion generasi muda di bidang terkait. Hal ini dilakukan mengingat sekolah desain di Indonesia memiliki jumlah yang terbatas dengan biaya yang cukup mahal. Oleh karena itu, seleksi yang dilakukan oleh sekolah ini juga cukup ketat yang termasuk uji bakat dan proses interview. Hal ini dilakukan supaya seluruh siswa yang terdaftar dalam sekolah ini merupakan siswa dengan keinginan kuat untuk belajar sesuai bakatnya.

Program Kolaboratif Main ke Does University dengan Team Jagoan Indonesia

Does University terbukti telah berhasil mencetak lulusan berkualitas. Hal ini dapat terlihat dari para alumni Does University yang telah berkecimpung di dunia animasi dan multimedia dengan membuat studio maupun bekerja di rumah produksi besar. Salah satu karya siswa Does University adalah sebuah film singkat berjudul “Padar”. Film yang dibuat oleh 24 siswa generasi ke-6 ini mengisahkan tentang petualangan pemuda desa bersama dengan kawannya, seekor komodo dan tupai terbang dalam menghadapi kekeringan ekstrim. Saat ini, projek “Padar” masih dirilis berupa trailer dengan durasi 1 menit. Hal ini terjadi karena keterbatasan peralatan yang menyebabkan proses rendering memakan waktu yang cukup panjang. Selain project ini, siswa Does University juga turut terlibat dalam pembuatan merchandise serta animasi singkat lainya. Perjalanan Does University masih terus berlanjut dengan rencana pembukaan ruang belajar yang lebih inklusif. Ruang belajar ini nantinya akan lebih ditujukan bagi penyandang difabel untuk lebih menggali minat dan bakat di bidang kreatif. Sekolah ini rencananya akan didirikan di Bandung. Selain itu, sekolah ini terus melakukan kolaborasi dengan UMKM dalam pembuatan merchandise. Program kolaboratif lain yang tak kalah unik yaitu “main ke does” yang dilakukan untuk mengembangkan pembelajaran dan insight terhadap Does University.

Berbagai Karya dan Projek Siswa Does University

Does University ini membuktikan bahwa semua generasi muda bisa berkarya asalkan tekun dalam melakukan hal tersebut. Rasa cinta terhadap hal yang dilakukan serta keinginan untuk selalu berkembang juga menjadi pondasi utama yang wajib dimiliki oleh generasi muda dalam berkarya. Melalui kesempatan belajar di sekolah ini, seluruh siswa memiliki kesempatan yang sama terlepas dari background mereka. Hal ini dikarenakan Does University lebih mengutamakan inovasi, kreativitas, serta passion siswa nya, sehingga diharapkan nantinya lulusan dari Does University dapat berkontribusi pada masyarakat, komunitas, dan industri kreatif melalui karya-karyanya.

Baca Juga : Jagoan Digital: Wadah Talenta Start-up Lokal

Penulis : Alda Rizkino Wega I. N.