DigitalEkonomiKreatif

Megpreneur Online Day 4 : Semangat Gelora Anak Muda Lamongan Belum Padam

Tak terasa, online session Megilan Preneur sudah sampai di hari ke-4. Seperti sebelumnya, Megpreneur Day-4 tanggal 14 April lalu, juga mendapat antusias yang tinggi dari para peserta. Di kesempatan kali ini, ada dua materi menarik yang disampaikan langsung oleh Kak Varrel Vendira, Policy and Community Affairs Specialist di DANA Indonesia dan Pak Ardiansyah R. Akbar, Founder lohjinawi.id.

Materi pertama disampaikan oleh Kak Varrel dengan judul “Bangkit dari Pandemi Pakai Pembayaran Digital”. Menurut beliau, ada beberapa alasan mengapa saat ini kita perlu beralih pada aplikasi pembayaran digital, dibandingkan dengan pembayaran konvensional. Antara lain yaitu :

  1. Lupa membawa dompet

Alasan pertama, mungkin Sobatprenur juga pernah mengalami hal ini, nih. Oleh karena itu, dengan adanya pembayaran digital, kita tak perlu khawatir karena pembayaran bisa dilakukan dengan mobile phone yang selalu kita bawa kemana pun.

  1. Susah mendapat kembalian

Permasalahan seperti ini seringkali terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dimana jumlah total belanja yang hanya sedikit dibayar dengan uang dengan pecahan besar.

  1. Kesulitan mengakses Bank/ATM

Ketika butuh uang cash tetapi sulit menemukan mesin ATM, tentu pembayaran digital menjadi solusi yang lebih mudah dan praktis.

            Kak Varrel juga juga menjelaskan, bahwa faktanya, 83 juta penduduk Indonesia tidak memilki akses perbankan. Padahal pengeluaran negara mencapai Rp3,5 Triliun per-tahun untuk percetakan dan distribusi uang di Indonesia. Sementara berdasarkan grafik dari tahun 2014-2019, uang elektronik mengalami peningkatan pengguna dari tahun ke tahun. Di tahun 2014 kebanyakan pembayaran non-tunai dilakukan dengan transaksi kartu debit, namun pada tahun 2019 transaksi kartu debit dan transaksi kartu kredit tertinggal jauh dari pengguna uang elektronik.

Di Indonesia sendiri terdapat beberapa perusahaan besar dompet digital seperti DANA, OVO, GoPay, LinkAja, dan Shopee Pay. Kak Varrel berpendapat, saat ini pembayaran digital memiliki peluang tinggi di Indonesia. Sebab, Indonesia memiliki populasi besar dengan jumlah generasi millennials yang banyak, selain itu Digital Gap Indonesia yang lebih lebar dibandingkan negara lain menjadi peluang pasar yang besar.

Di samping itu, di era New Normal seperti sekarang ini, pembayaran digital menjadi semakin popular dan sering dipromosikan, untuk mengurangi kontak fisik saat kita belanja maupun melakukan transaksi pembayaran. Melalui pembayaran digital tentu mengurangi risiko penularan virus melalui uang, ATM, atau dari orang lain.

Di sesi selanjutnya, materi pun dilanjutkan oleh Bapak Ardiansyah R. Akbar. Beliau merupakan Founder lohjinawi.id. Pada kesempatan kali ini, Pak Sasya, panggilan akrab Bapak Ardiansyah, menjelaskan materi menarik dengan judul “Simple Branding” sebagai upaya penguatan manajemen dan pemasaran dalam usaha. Secara sederhana, Pak Sasya mendifinisikan branding sama seperti bahan gosip. Secara umum branding adalah persepsi atau apa yang dikatakan orang mengenai brand, jasa, produk dan yang lainnya saat brand owner sedang tidak berada bersama mereka.

            Menurut Pak Sasya, baik disengaja maupun tidak, persepsi atau bahan gosip akan muncul, terlebih lagi mengenai hal negatif. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi branding yang baik untuk membangun persepsi yang baik pula. Selanjutnya, kita perlu memikirkan pesan apa yang disampaikan saat branding dan kepada siapa pesan branding itu disampaikan. Pak Sasya menjelaskan tentang hal-hal penting yang menentukan bagaimana simple branding dapat tertanam di ingatan konsumen antara lain:

  1. Nama

Pilih nama yang unik, otentik dan simple agar lebih mudah diingat.

  1. Narasi

Ciptakan cerita tentang brand kita.

  1. Visual

Buat ilustrasi, grafis, image, warna, dan huruf yang sesuai dengan citra brand.

  1. Interaksi

Ciptakan pengalaman menyenangkan antara konsumen dengan brand melalui touch point.

Selanjutnya yang tak kalah penting adalah kemasan, lanjut Pak Sasya. Dengan menggunakan kemasan yang menarik, brand kita akan lebih mudah untuk menarik perhatian calon konsumen dalam hal pemasaran. Kemasan juga dapat disebut sebagai Silent Marketer. Kemasan adalah sebuah kegiatan positioning branding, diferensiasi, dan promosi. Hal yang tak kalah penting selanjutnya yaitu Digital Promotion, yakni konten yang memiliki pesan jelas, menarik dan sesuai dengan target pasar pastinya akan banyak diminati oleh calon konsumen.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
methpedia.org plantingdandelions.com https://oncoswisscenter.com/ https://gpszakamion.com/ munich business