
Global Game Jam (GGJ) merupakan acara tahunan pembuatan game terbesar di dunia yang diselenggarakan sejak tahun 2009. Event ini sendiri mirip dengan “hackathon” di mana orang-orang dengan minat yang sama berkumpul untuk mengembangkan suatu permainan secara berkelompok dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu, dalam acara ini peserta ditantang untuk mengembangkan game dalam waktu 48 jam. Event ini ditujukan untuk memberi ruang berkarya dan belajar membuat game. Sehingga, kegiatan ini dapat diikuti oleh peserta dari kalangan umum.
Pelaksanaan acara ini sendiri dilakukan secara serentak pada 30 Januari – 5 Februari 2023 dengan tema “roots” atau akar. Tema ini digunakan sebagai tema pengembangan permainan yang dibuat oleh seluruh peserta di dunia. Nantinya, peserta dibebaskan untuk menginterpretasikan dan berkreasi sesuai dengan tema tersebut. Lebih menarik lagi, tema yang digunakan tiap tahun hanya akan diungkapkan pada acara opening ceremony secara langsung melalui YouTube dan Twitch, sehingga peserta benar-benar ditantang untuk membuat game mulai dari konsep dalam waktu yang singkat.
Gini nih, salah satu interpretasi dan pengembangan tema “akar” menjadi game
Pada tahun ini, Global Game Jam di selenggarakan di 800 jam sites (sebutan untuk lokasi penyelenggaraan GGJ) di seluruh Indonesia. Di Indonesia sendiri terdapat 12 jam sites yaitu di Tangerang, Batam, Yogyakarta, Bandung, Bogor, Malang, Palembang, Surabaya, Surakarta, Jakarta, dan Subang. Meskipun diselenggarakan secara serentak, penyelenggara dapat mengatur waktu pelaksanaan asalkan sesuai dengan rentang waktu yang ditentukan. Hal ini berarti, waktu penyelenggaraan juga berbeda tergantung tiap jam sites.
Keseruan Hari Pertama Global Game Jam di Piknik Hub
Piknik Hub Malang menjadi salah satu lokasi diselenggarakannya acara ini. Kegiatan ini dilakukan secara berkolaborasi dengan Let’s Play, sebuah startup untuk edukasi dengan media game. Kegiatan di site ini sendiri dimulai dari tanggal 3 Februari – 5 Februari dan diikuti oleh 28 orang peserta. Terdapat 3 sesi acara yaitu sesi sharing dan pembagian kelompok, sesi pembuatan game, dan sesi pitching game yang telah dibuat. Sesi sharing diisi oleh beberapa narasumber seperti ketua Game Developer Malang (GDM), Amri Rizki dan tim dari Asosiasi Game Indonesia. Sesi ini dilanjutkan dengan pembagian kelompok menjadi 7 kelompok secara acak. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan relasi bagi para peserta.
48 Jam Pengembangan Game dalam Global Game Jam. Kira-kira game apa ya yang dikembangkan?
Peserta kemudian diberi waktu 48 jam untuk mengembangkan permainan bersama dengan kelompok yang telah dibuat. Peserta dibebaskan untuk membuat permainan sesuai kemampuan mereka baik dalam bentuk board game maupun game digital. Permainan yang telah dikembangkan kemudian dipresentasikan dalam sesi pitching yang dilakukan pada tanggal 5 Februari. Melalui event ini, dihasilkan beragam permainan unik yang dapat Anda mainkan. Salah satu contoh game ini adalah “Inferoots” yang mengisahkan balas dendam alam melalui akar yang dapat memakan manusia. Selain itu, tentunya masih terdapat banyak game menarik lain yang dapat Anda kunjungi di situs GGJ. Berkaca dari kegiatan ini, sebenarnya dapat terlihat bahwa banyak potensi dan talenta dalam bidang pembuatan game di Indonesia.
Karya Peserta Global Game Jam Malang. Yuk, Coba Main di Situs
GGJ di Jawa Timur juga memberi kesempatan bagi para peserta untuk memperkenalkan hasil karya mereka kepada publik. Setelah acara selesai, para peserta dapat menampilkan game yang mereka buat dan memamerkannya secara umum. Hal ini merupakan kesempatan bagi mereka untuk mendapatkan umpan balik dan mempromosikan karya mereka. Acara ini memberikan kesempatan bagi para peserta untuk mengejar mimpi mereka menjadi game developer, berbagi pengalaman dan belajar dari satu sama lain, serta memperkenalkan hasil karya mereka kepada publik. Selain itu, melalui acara ini diharapkan bahwa stigma membuat game itu sulit dapat terpatahkan. Melalui hal ini, diharapkan muncul minat dan talenta baru yang ikut berkontribusi dalam bidang pengembangan game.
Baca Juga : Transformasi Desa Menjadi Kampung Tangguh
Penulis : Alda Rizkino Wega I. N.