Smart City di Dunia

Berawal dari Digital City
Bersamaan dengan berkembangnya teknologi di seluruh dunia, negara-negara pun berlomba-lomba memanfaatkan sistem tekonlogi informasi dan komunikasi untuk menunjang tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien, dan mudah diakses. Di samping untuk kemudahan internal pemerintahan, sistem teknologi informasi dan komunikasi yang dikelola dan dikembangakan sedemikian rupa dapat membantu sebuah negara untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakatnya. Fakta mengenai jumlah penduduk dunia yang semakin bertumbuh membuat negara-negara dunia mempunyai tugas untuk mengatasi setiap masalah kependudukan yang sudah muncul dan akan muncul kedepannya. Masalah tersebut antara lain ketersediaan energi, air, sanitasi, dan kebutuhan dasar lainnya adalah masalah yang sudah muncul dan akan menjadi masalah besar di kemudian hari apabila tidak segera dicarikan pemecahan masalahnya. Kehadiran teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang dapat menciptakan internet of thing untuk mengintegrasikan masyarakat ke dalam sebuah online system sehingga tercipta sebuah konsep kota pintar dan berkembang yakni smart city.
Smart city berawal dari sebuah digital city yang diterapkan di Kota Amsterdam, Belanda pada tahun 1994 mampu menularkan pengaruh yang besar kepada perkembangan kota-kota lain di seluruh dunia. Perlahan-lahan perencana kota di seluruh dunia meletakkan dasar-dasar teknologi ke dalam tata kelola kota untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memberikan layanan pemerintahan yang efisien. Dari waktu ke waktu mulai dibuatlah aplikasi atau platform digital sebagai sarana informasi dan komunikasi antara instansi pemerintah dengan masyarakat. Kemudahan platform digital dapat membuat komunikasi dua arah yang efisien antara instansi pemerintah dan masyarakat antara lain kemudahan dalam menyampaikan keluhan maupun dalam menyampaikan pengaduan. Selain itu platform digital pemerintah juga dapat memberikan informasi-informasi terkini tentang kesehatan, ekonomi, pendidikan, dan aspek lainnya. Dengan keterbukaan informasi tersebut membuat masyarakat menjadi melek digital dan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah karena sumber informasi yang didapat adalah valid.
Internet of Things
Smart city memerlukan internet of things yakni konsep teknologi seperti sensor atau software yang tertanam dalam suatu benda untuk mengendalikan, berkomunikasi, menghubungkan atau bertukar data melalui sambungan internet. Perangkat internet of things pertama kali ditemukan pada awal 1980-an di Carnegie Melon University. Sekolompok mahasiswa universitas tersebut menciptakan mesin penjual Coca-Cola dilengkapi dengan sakelar mikro untuk mengetahui jumlah kaleng Coca-Cola yang tersisa dan memantau suhunya. Namun demikian, pada saat itu belum tercipta istilah internet of things. Terminologi internet of things sendiri tercipta pada tahun 1999 oleh Kevin Ashton. Pada saat itu Kevin Ashton menggunakan istilah tersebut sebagai judul presentasinya untuk proyek sensor yang sedang ia kerjakan. Akhirnya, pada awal abad ke-21 istilah internet of things mulai sering digunakan media-media dunia seperti The Guardian, Forbes, dan Boston Globe.
Penerapan internet of things semakin terealisasi setelah LG Electronic membuat lemari es pertama di dunia yang terhubung dengan internet pada tahun 2000 yang memungkinkan penggunanya dapat berbelanja secara online melalui panggilan video. Tidak berhenti sampai disitu, pada tahun 2005 terdapat robot kecil berbentuk kelinci bernama Nabaztag yang ditemukan oleh Rafi Haladjian dan Olivier Mével dan kemudian diproduksi oleh perusahaan Violet. Robot kelinci ini dirancang untuk mampu menyampaikan berita terbaru, ramalan cuaca dan perubahan pasar saham. Secara lebih luas penerapan internet of things dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat luas seperti sensor udara yang mengetahui tingkat polusi, sensor lalu lintas untuk mengetahui volume kendaraan, atau sensor pada lampu penerangan jalan untuk konsumsi energi yang efisien. Penerapan internet of things dapat membuat konsep smart city semakin sempurna.
Sumber : http://Sumber : https://www.mckinsey.com/business-functions/operations/our-insights/smart-cities-digital-solutions-for-a-more-livable-future
Semakin berkembangnya teknologi melalui intenet of things, maka semakin berkembang pula konsep smart city di seluruh dunia. Berdasarkan rujukan informasi dari McKinsey Global Institute, 2018, terdapat tiga komponen penting supaya smart city bisa beroperasi. Komponen pertama adalah basis teknologi pada smartphone dan sensor yang terhubung dengan jaringan komunikasi berkecepatan tinggi. Komponen yang kedua yaitu aplikasi atau platform khsusus yang mampu menerjemahkan data mentah menjadi sebuah wawasan dan indikator sehingga penggunanya dapat melakukan tindakan didukung peralatan yang tepat. Komponen yang ketiga adalah implementasi internet of things oleh pemerintah, perusahaan, dan masyarakat luas agar mendorong terciptanya perubahan perilaku yang dapat memudahkan seluruh aspek kehidupan.
Terdapat banyak aplikasi atau platform yang mampu memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk mengetahui informasi atau melakukan tindakan cepat apabila terjadi sesuatu yang genting. Sepeti contoh aplikasi telemedicine yang memudahkan seorang pasien yang membutuhkan pengobatan untuk mendapatkan penanganan dokter tanpa harus melalui tatap muka. Terdapat juga aplikasi yang menyampaikan informasi berisi tentang pengetahuan dan pendidikan agar siswa sekolah mendapatkan tambahan ilmu disamping yang mereka dapat di sekolah.
Kota-kota besar di dunia seperti di Dubai dan Singapura sudah memiliki infastruktur dan bangunan dengan menerapkan internet of things di dalamnya. Berikut ini adalah kota-kota di dunia yang diakui sebagai pelopor smart city.
Singapura
Pada tahun 2020/2021 Singapura dinobatkan menjadi smart city terbaik dunia berdasarkan hasil studi firma konsultan Eden Strategy Institute berjudul “Top 50 Smart City Governments Rankings”. Indikator keberhasilan Singapura menjadi smart city terbaik ditunjukkan dengan nilai 35.8. Singapura berhasil mengkolaborasikan aspek-aspek penting yang dibutuhkan masyarakat antara lain tempat tinggal yang nyaman, ketersediaan pangan dan kesehatan, pendidikan, keamanan dalam transaksi keuangan, kelestarian lingkungan, dan transportasi publik. Singapura mempunyai Housing and Development Board (HDB) atau Lembaga Perumahan dan Pembangunan dibawah Kementerian Pembangunan Negara yang berhasil membuat hunian yang teratur bagi masyarakat Singapura, yang sebelumnya pada tahun 1960-an hunian masyarakat masih dipenuhi gubuk-gubuk. Pembenahan yang dilakukan oleh Lembaga Perumahan dan Pembangunan menjadikan Singapura menjadi kota paling layak huni di Asia yang menampung 80% masyarakat Singapura. Pada tahun 2022, pemerintah Singapura berencana untuk menerapkan sistem pencahayaan cerdas dan hemat energi untuk semua jalan umum dengan memasang panel surya pada 6,000 bangunan.
Dubai
Dubai adalah kota yang bertransformasi dengan masif, dari sebuah padang gurun mampu menjadi kota yang luar biasa seperti sekarang. Dubai berkembang pesat setelah ditemukannya minyak pada tahun 1950-an. Adalah Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum yang memelopori Dubai menjadi sebuah kota yang sangat megah seperti sekarang dan mampu menerapkan konsep smart city. Salah satu penerapan konsep smart city di Dubai antara lain adanya tiga buah kantor polisi otomatis yang dapat melayani pembayaran denda, pelaporan kecelakaan, atau pengaduan lainnya tanpa bertatap muka dengan agen polisi. Dubai juga menerapkan kemudahan bertransportasi dan berupaya mengurangi kemacetan dengan adanya mega-proyek Dubai-Abu Dhabi Hyperloop, yakni kereta ultra-cepat yang menghubungkan antara Dubai dan Abu Dhabi. Perbaikan infrastruktur transportasi dan membuatnya lebih modern diyakini dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Dubai serta menstimulus pertumbuhan ekonomi.
Selain kecanggihan teknologi, Kota Dubai juga dirancang untuk ramah lingkungan. Salah satu komitmen Dubai dalam menjaga lingkungan adalah kepatuhan terhadap Perjanjian Paris. Perjanjian Paris adalah kesepakatan global yang monumental untuk menghadapi perubahan iklim. Salah satu upaya Dubai dalam mematuhi Perjanjian Paris adalah pembangunan gedung pintar dan gedung tanpa dampak lingkungan.
Oslo
Oslo adalah Ibukota Negara Norwegia dengan populasi sekitar 670,000 penduduk. Pemanfaatan sistem teknologi informasi dan komunikasi merupakan kunci agar konsep smart city di Oslo dapat terlaksana. Pelaksanaan konsep smart city di Oslo melingkupi berbagai macam aspek masyarakat yakni tata kota, pelayanan masyarakat, pengelolaan energi, pengelolaan sampah dan limbah, pengelolaan air, pendidikan, sampai dengan layanan kesehatan masyarakat. Dalam penerapan smart environment, Pemerintah Kota Oslo menerapkan sensor untuk mengatur pencahayaan, pemanasan, dan pendinginan dengan tujuan mengendalikan konsumsi energi.
Oslo juga menargetkan pengurangan emisi sebesar 36% pada tahun 2020 dan meningkat sebanyak 95% pada tahun 2030. Untuk mencapai target tersebut maka Oslo mengembangkan kendaraan listrik dan teknologi pengisiannya. Terdapat 2,000 stasiun pengisian untuk kendaraan listrik yang memberikan keringanan kepada pemiliknya antara lain tidak perlu membayar pajak penjualan dan berhak parkir gratis. Startegi pengurangan emisi kendaraan ini perlahan-lahan mulai menampakkan hasilnya yakni melalui penjualan mobil listrik yang meningkat 48% pada tahun 2021 di Norwegia.
London
London merupakan Ibukota Negara Inggris yang saat ini memiliki populasi sekitar 9 juta jiwa dan diproyeksikan mencapai 11 juta jiwa pada tahun 2050. Perwujudan smart city di London bermula pada bulan September 2017 melalui penunjukan Theo Blackwell sebagai Chief Digital Officer pertama di London. Tugas Theo Blackwell adalah memimpin proses digitalisasi kota serta mendorong aspek ekonomi dan sosial agar London berada di jalur yang tepat untuk menerapkan konsep smart city. Kurang dari setahun, Walikota Sadik Khan menerbitkan rencana publik berjudul “Smarter London Together” yakni suatu program reformasi kota yang menjadikan integrasi data, infrastruktur, dan inovasi teknologi sebagai landasan utama pembangunan.
Teknologi menjadi senjata utama London untuk menerapkan konsep smart city. Berdasarkan rujukan informasi We Build Value Digital Magazine, 2022, London merupakan pusat perusahaan teknologi di Eropa. Sepertiga dari perusahaan unicorn (perusahaan start-up dengan nilai setidaknya 1 miliar dollar) berbasis teknologi di Eropa berada di wilayah London. Sebanyak 46,000 perusahaan yang mempekerjakan 240,000 karyawan menghasilkan pendapatan sebesar 51 miliar euro. Pada dekade 2006-2016 lapangan kerja di sektor digital tumbuh sebesar 77%, sementara jumlah perusahaan meningkat sebesar 90%. Selain itu London adalah pusat artificial intelligence (kecerdasan buatan) dengan 750 pemasok bekerja di sektor ini yang ditujukan untuk penelitian dan pengembangan serta menstimulus modal ventura yang diinvestasikan dalam proyek-proyek start-up yang inovatif.
Dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki London dan kolaborasi antara instansi pemerintah, teknokrat, dan akademisi dapat membantu London untuk mencapai tujuannya menjadi smart city di taraf internasional.
Sumber : https://www.prnewswire.com/news-releases/eden-strategy-institute-announces-the-top-50-smart-city-governments-in-2021-301257271.html
Bandung
Pada hasil studi “Top 50 Smart City Governments Rankings” yang dirilis oleh firma konsultan Eden Strategy Institute terdapat kota Bandung di urutan 28. Hal ini menandakan bahwa Bandung, Ibukota Provinsi Jawa Barat, Indonesia, mampu bersaing dengan kota negara-negara internasional dalam menerapkan konsep smart city. Sama seperti konsep dasar smart city yang diterapkan oleh kota-kota pengusung konsep smart city di dunia, Pemerintah Kota Bandung mengintegrasikan berbagai media sosial dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. Koneksi integrasi pada Pemerintah Kota Bandung mempunyai dampak yang efisien dalam pengelolaan kota. Penerapan konsep smart city di Kota Bandung juga didukung dengan platform digital yang memadai yakni Bandung Smart City Sadayana. Sadayana adalah singkatan dari Semua Digital Layanan Kota.
Sumber : https://smartcity.bandung.go.id/
Pemerintah Kota Bandung juga berkolaborasi dengan start-up di Kota Bandung dalam pembuatan platform digital di bidang kewirausahaan, sosial, dan transportasi. Kemudahan-kemudahan platform digital tersebut memberikan manfaat bagi masyarakat Kota Bandung dalam kegiatan peningkatan ekonomi, sosial, maupun mobilitas. Selain itu, dengan adanya Bandung Smart City Sadayana dapat memberikan kemudahan dalam pelayanan masyarakat karena ditunjang dengan integrasi sistem yang memadai antara lain terdapat menu “Bed Occupancy” yang secara real time menampilkan informasi ketersediaan tempat tidur di rumah sakit di Kota Bandung. Terdapat juga Bandung Call Center 112 untuk pelayanan situasi gawat darurat seperti kecelakaan, kebakaran, kesehatan, kriminalitas, dan kondisi darurat lainnya yang terhubung dengan instansi terkait antara lain Diskar PB, Dinas Kesehatan, DPKP3, PMI, Polisi dan dinas terkait lainnya. Dengan segala sarana yang mendukung komunikasi dua arah tersebut, tentunya akan meningkatkan keterikatan antara masyarakat dengan Pemerintah Kota Bandung.
Melalui konsep smart city terdapat prinsip keterbukaan, efektifitas, dan efisiensi yang akan membawa dampak positif baik bagi pemerintah maupun kepada masyarakat luas. Dalam hal ini kemajuan sistem teknologi informasi dan komunikasi memang seharusnya membawa perubahan ke arah yang positif untuk peradaban umat manusia. Pemanfaatan teknologi dan kemudahan akses akan memberikan kemajuan di segala lini kehidupan bermasyarakat. Peningkatan ekonomi, pendidikan, pembangunan manusia, kesehatan, dan aspek penting lainnya dapat tercapai dengan pemanfaatan teknologi melalui konsep smart city.
Terdapat aspek penting dalam indikator smart city yakni smart people. Smart people adalah kunci keberhasilan diterapkannya konsep smart city di seluruh dunia. Kemajuan teknologi tidak akan mampu memberikan dampak yang masif apabila tidak didukung dengan sumber daya manusia yang memadai. Oleh sebab itu, aspek kecerdasan intelejensi dan kecerdasan sosial adalah hal yang penting untuk dapat memberikan hasil yang lebih maksimal terhadap pelaksanaan konsep smart city. Melalui kemajuan teknologi, maka kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dapat terjalin dengan baik. Konsep smart city, dengan mengintegrasikan kecanggihan teknologi maupun keterbukaan informasi adalah langkah bersama untuk mencapai keterpaduan antara masyarakat dan pemerintah seiring dengan berkembangnya dunia digital.
Referensi : https://mck.co/3Pp86zv https://elsamara.id/singapura-smart-city/ https://nscn.eu/Oslo https://prn.to/3yuvXHa https://smartcity.bandung.go.id/
Baca Juga : https://jagoanindonesia.id/implementasi-big-data-di-pemerintah-banyuwangi/
Narasi : Handoyo T. W