Kreatif

The New Normal: Eranya keindahan dan kenyamanan (Banyuwangi)

Ditulis oleh : Dias Satria

Inovasi lain yang diciptakan Azwar Anas dalam kepemimpinannya adalah pembangunan yang memiliki nilai estetika, khususnya pembangunan icon-icon penting daerah (bandara udara, alun-alun, hotel, pendapa, dan kantor pemerintah).

Keindahan tersebut secara tidak langsung mampu memperkuat citra daerah dan menjadi modal bagi kepercayaan diri masyarakat sebagai bagian yang penting dari Banyuwangi. Pendirian bangunan dengan rancangan arsitektur yang indah telah mampu mengubah image Banyuwangi menjadi lebih dinamis dan berkelas.

Azwar Anas bekerjasama dengan beberapa arsitek nasional ternama untuk memperbaiki bangunan-bangunan cagar budaya dan ruang-ruang publik. Ruang-ruang publik pun semakin bertambah jumlahnya meliputi skatepark, tempat olah raga, tempat bermain anak, destinasi kuliner, dan lain-lain. Beberapa arsitek ternama yang terlibat dalam pembangunan Kabupaten Banyuwangi antara lain Andra Matin, Budi Pradono, dan Yori Antar.

Selanjutnya, pengaturan wilayah dan keindahan juga dilakukan dengan memperbaiki kebijakan tata ruang di Banyuwangi. Berkat pengaturan dan konsistensi kebijakan yang dilakukan, Kabupaten Banyuwangi mendapatkan penghargaan atas Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) terbaik di Indonesia.

Perencanaan tata ruang dan wilayah merupakan sebuah polemik dalam pembangunan daerah karena terkait dengan konflik kepentingan yang sangat besar. Oleh karena itu, kebutuhan akan sebuah kebijakan yang berani untuk mengelola wilayah tanpa harus mengorbankan kepentingan yang lebih besar (kerusakan lingkungan dan polusi) semakin meningkat. Beberapa kebijakan yang konsisten dilakukan dalam pembangunan Banyuwangi antara lain a) Memelihara pohon di jalan besar sebagai supplier oksigen, b) Kebijakan bahwa bangunan harus berdiri tujuh meter dari jalan raya, c) Pengembangan rumah minimum dua hektar, dan d) perijinan untuk hotel diperuntukkan bagi minimal kelas bintang tiga. Melalui pengaturan yang baik, iklim bisnis menjadi lebih kondusif karena terdapat zonasi wilayah yang sudah jelas peruntukannya untuk menunjang aktivitas bisnis.

Terakhir, kebijakan pemerintah yang relevan dalam menciptakan keindahan kota adalah larangan pemasangan spanduk dan baliho yang mengganggu estetika kota. Dibalik tujuan baiknya, kebijakan ini sungguh kontroversial karena dapat mengurangi pendapatan daerah dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) maupun retribusi yang diperoleh melalui pemasangan reklame tersebut. Namun, pelarangan pemasangan reklame yang liar justru membuat pemandangan Kabupaten Banyuwangi menjadi lebih indah. Secara tidak langsung, masyarakat berkesempatan menikmati suasana kota yang lebih nyaman. Sementara, pemerintah dapat mendominasi promosi atas festival yang diadakan sehingga pencitraan daerah dapat lebih terkontrol melalui media promosi yang dikuasai oleh pemerintah.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button