Kreatif

Festival dan Pembangunan Ekonomi Lokal di Banyuwangi yang Inklusif-Kreatif

Ditulis oleh : Dias Satria

Salah satu inovasi untuk mem-branding destinasi wisata adalah dengan mengadakan berbagai acara atau event. Inovasi ini dapat dilakukan dalam intensitas yang rutin, atau beberapa waktu sekali. Poin fundamental yang harus ada meliputi dari kegiatan atau acara ini, antara lain: nilai daya tarik, pertunjukan yang beragam (tidak monoton), memiliki nilai budaya lokal yang khas, dan dibuat dalam skala yang besar. Inovasi yang demikian akan memunculkan “image” destinasi, sehingga citra khusus tersebut mampu dijual apabila ingin mengadakan event yang sama. Namun, hal penting yang perlu diperhatikan adalah tujuan image tersebut harus sesuai dengan event yang diadakan (Chalip et al., 2003) dalam (Knight et al., 2009).

Saat ini telah banyak destinasi wisata yang mengembangkan event untuk menambah diferensiasi produk, memperpanjang masa tinggal (length of stay) dan mendorong pengembangan bisnis(Ali-Knight dan Robertson, 2004) dalam (Knight et al., 2009). Getz (2000) dalam (Knight et al., 2009)mengidentifikasikan bahwa saat popularitas sebuah destinasi menurun, maka pengelola perlu mengembangkan atraksi (attraction) dan event di destinasi tersebut. Smith (2004) dalam (Knight et al., 2009) juga berpendapat regenerasi budaya melalui events sudah banyak terlihat di beberapa kota di benua Eropa, misalnya Barcelona, Berlin, Roma, dan lainnya.

Saat ini semakin banyak kota/daerah yang menggunakan events sebagai sarana untuk menyampaikan berbagai tujuan pembangunan wisata, meningkatkan jumlah pengunjung, meningkatkan kebanggaan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi regional (Bowdin et al., 2000; Ali-Knight dan Robertson, 2004). Oleh karenanya, skala events harus besar dan mampu menjangkau pangsa pasar yang lebih luas hingga mancanegara.

Sadd (2004) dalam (Knight et al., 2009) telah meliterasi pemikiran-pemikiran sebelumnya mengenai konsep mega events (acara/festival besar) yang memiliki dampak besar bagi pengembangan destinasi. Setidaknya terdapat beberapa manfaat yang seharusnya didapat jika mengadakan inovasi dalam bentukmega event, diantaranya:
1. Meningkatnya citra destinasi yang positif;
2. Mendorong Potensi pengembangan ekonomi local;
3. Menciptakan segmentasi baru dalam pasar pariwisata;
4. Memungkinkan untuk menerima hibah kompetitif untuk pengembangan pariwisata;
5. Mendorong investasi masuk;
6. Memperkuat kebanggaan masyarakat dan keinginan untuk mengatasi keadaan yang negatif (lingkungan yang kotor);
7. Mendorong tempat lain untuk belajar dan meniru.

Selanjutnya, keberadaan event pada sebuah destinasi wisata memiliki yang peran penting bagi keberlangsungan image destinasi, menurut Getz (2012) dalam (Evans, 2015) terdapat lima peran inti dari sebuah event, antara lain:
1. Menarik wisatawan yang pengeluarannya menghasilkan manfaat ekonomi;
2. Membangun citra positif destinasi dan membantu dalam pengembangan branding;
3. Berkontribusi untuk menempatkan pemasaran dengan membuat kota lebih layak huni dan menarik bagi investor;
4. Menghidupkan kota, resort, taman, ruang perkotaan dan membuatnya menjadi lebih menarik;
5. Bertindak sebagai katalis untuk pembaruan perkotaan, pembangunan infrastruktur dan peningkatan kemampuan pemasaran

Dulu, siapa yang mau ke Banyuwangi? Ungkapan inilah yang keluar dari driver yang mengantarkan saya menuju airport Blimbing sari, Banyuwangi. Beliau menjelaskan sebuah perubahan besar yang terjadi di Banyuwangi, yang dalam beberapa tahun terakhir mampu mengubah wajah dan image pembangunan daerahnya. Perubahan ini mampu menarik begitu banyak wisatawan dan mendorong pembangunan yang berkelanjutan. Kembali ke Airport, Banyuwangi memiliki Airport unik dengan konsep green airport dengan arsitektur yang “berkelas”. Sebuah ide inklusif-kreatif yang jarang sekali dikonsep di level kabupaten/kota, dimana airport dibangun dengan sebuah konsep hijau yang yang menyatu dengan alam dengan penggunaan bahan-bahan kayu bekas “recycle”. Hasilnya adalah perpaduan suasana yang “elegant” dan nyaman.

Salah satu faktor penting yang mewarnai perubahan besar dalam pembangunan di Banyuwangi adalah visi kepemimpinan Bupati Azwar Anas. Beliau mampu membangun fondasi pembangunan yang kuat melalui sebuah reformasi birokrasi dan visi pembangunan yang “kreatif” dan inklusif. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengembangkan festival secara berkala dengan sebesar-besarnya melibatkan masyarakat dan pemerintah di dalamnya. Penyelenggaraan festival merupakan bentuk nyata ekonomi kreatif karena mampu menciptakan sebuah nilai tambah dari sebuah karya seni masyarakat.

Selain itu, tingginya keterlibatan masyarakat lokal yang ada didalam penyelenggaraan events maka secara inklusif mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Dalam hal ini, masyarakat menjadi lebih berdaya dengan semakin tingginya permintaan atas produk-produk lokal. Saat ini mulai tumbuh bisnis-bisnis lokal penunjang seperti perdagangan, makanan, transportasi dan akomodasi, seiring tingginya minat turis yang datang di Banyuwangi.

Hal lain yang perlu diapresiasi dengan adanya BFEST adalah semakin meningkatnya modal sosial masyarakat dan tumbuhnya kreatifitas pada kesenian lokal. Inilah tahapan yang diharapkan dalam sebuah penyelenggaraan event, yaitu pengembangan ekonomi kreatif yang muncul dari kesenian dan kearifan lokal yang kuat. Pengembangan ekononomi kreatif mampu mendorong “mindset” masyarakat lokal untuk lebih menghargai sebuah seni, mencintai alam, dan memperkuat interaksi antar masyarakat yang lebih harmonis.
Secara umum, Banyuwangi Festival memberikan lima dampak terhadap pembangunan di kabupaten Banyuwangi, antara lain:
Pertama, Pemerintah menjadi “driver of change” masyarakat Banyuwangi untuk lebih percaya diri terhadap potensinya (Fostering the talent). Kabupaten Banyuwangi memiliki potensi budaya dan alam yang belum tereksplorasi dengan optimal sebelumnya. Namun, Banyuwangi festival telah mewadahi potensi yang mereka miliki melalui pertunjukan dan pementasan seni yang diselenggarakan. Selain itu jika diamati dalam setiap festival, keterlibatan anak-anak muda kreatif yang terlibat dalam pertunjukan jumlahnya semakin meningkat. Hal ini merefleksikan sebuah penciptaan sebuah ekosistem ekonomi kreatif yang dikembangkan oleh pemerintah untuk mendorong potensi lokal untuk berkembang dan terus berinovasi dalam kreatifitas, sehingga pada akhirnya mampu memberikan nilai tambah ekonomi yang dapat dirasakan masyarakat itu sendiri.

Kedua, Festival sebagai ajang promosi budaya, destinasi dan produk lokal. Penyelenggaraan BFEST yang diliput berbagai media dan masyarakat telah menjadi sebuah tren tersendiri yang mampu menarik wisatawan yang hadir. Penyelenggaraan beberapa events diadakan di berbagai destinasi alam yang menarik di Banyuwangi, penyelenggaraan festival ini turut mempromosikan destinasi-destinasi tersebut untuk menarik wisatawan. Selain itu, Festival yang diadakan mampu mendorong permintaan yang lebih besar atas sajian pertunjukan budaya lokal dan produk lokal. Dengan kata lain, festival menjadi sebuah media promosi bagi pemerintah daerah untuk mepromosikan destinasi dan atraksi yang dimiliki oleh Kabupaten Banyuwangi.

Dampak BFEST secara ekonomi tentu saja akan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari tingginya permintaan produk lokal untuk oleh-oleh, kuliner maupun jasa transportasi dan akomodasi (homestay). Namun, dampak yang tidak kalah pentingnya adalah BFEST mampu mendorong inovasi dan daya saing lokal karena penyelenggaraan event akan men-trigger sebuah pertukaran ide dan kreatifitas, skill serta pengaruh yang sinergis antar stakeholders (masyarakat, pelaku pariwisata dan wisatawan). Dalam hal ini, sebuah event mampu mengubah cara pandang masyarakat untuk bisa lebih kreatif, mendorong penggunaan sumber daya dan produk lokal secara optimal, mampu memperkuat identitas dan keunikan lokal, serta menjadi media untuk mengekspresikan diri budaya masyarakat secara lebih baik.

Ketiga, Festival dan events yang diadakan menjadi media koordinasi antar dinas di Pemerintah daerah (Coordinated strategy). Prestasi internasional yang berhasil diraih pemerintah Kabupaten Banyuwangi atas penyelenggaraan BFEST adalah kategori Re-Inventing Government in Tourism yang diberikan oleh UNWTO (United Nation World Tourism Organization). Nominasi ini diberikan karena penyelenggaraannya yang dimotori oleh pemerintah lokal. Inilah yang disebut sebagai pemerintah kolaboratif di daerah, dimana masing-masing dinas berjibaku dan berkolaborasi mewujudkan sebuah event Bersama yang sukses. Tentu tidak mudah untuk dicontoh dan direplikasi, karena birokrasi pemerintah identik dengan kekakuan dan minim inovasi.

Dalam hal ini, pimpinan daerah secara rutin melakukan evaluasi atas festival yang diselenggarakan serta mendorong inovasi yang terus menerus di festival-festival yang akan datang (continuous innovation). Hal ini dapat dilihat dari pengelolaan events yang terus baik, jumlah events yang bertambah, dengan coverage atau jangkauan market yang lebih luas hingga mancanegara.

Keempat, Festival sebagai gate untuk sebuah “soft diplomacy” dalam mendorong investasi di Kabupaten Banyuwangi (Attracting investment). Dalam hal ini dampak dari sebuah events mampu meningkatkan minat investasi yang masuk ke Kabupaten Banyuwangi dalam berbagai sektor, baik yang menunjang pariwisata maupun sektor-sektor lain yang terkait. Hal ini dikarenakan, festival mampu menjadi magnet wisatawan untuk hadir di Banyuwangi. Selain itu, pembangunan yang saat ini terjadi di Banyuwangi merupakan sebuah bentuk kepercayaan publik dan investor untuk meningkatkan investasinya di wilayah ini. Hal ini tentu tidak mudah untuk dilakukan jika tidak dibarengi dengan sebuah visi kepemimpinan yang kuat, dan strategi pembangunan yang tepat. Dalam hal ini, dengan tingginya minat investasi maka pemerintah daerah dapat lebih selektif untuk memilih investasi-investasi mana yang sesuai dengan visi misi pembangunan yang tengah di emban.

Dengan kata lain, tingginya minat investasi dapat dilihat dari nilai investasi yang terus tumbuh, yang secara pararel ikut mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran. Hal inilah yang patut diapresiasi dari Kabupaten Banyuwangi, bahwa dengan strategi pembangunan yang tepat maka mampu mendorong sebuah pembangunan yang berkelanjutan.

Hingga saat ini, telah banyak beragam penghargaan yang berhasil diperoleh Banyuwangi, karena dedikasinya mengembangkan potensi daerah. Modal ini berasal dari kreativitas seluruh stakeholders dalam mengelola kearifan lokal yang dimiliki. Selain itu, kondisi tersebut menunjukkan bahwa potensi keanekaragaman serta budaya apabila dilakukan pengelolaan yang baik, dan berkolaborasi dengan berbagai unsur kreativitas akan memberikan efek positif bagi perkembangan suatu daerah.

Strategi local branding yang dilakukan oleh Kabupaten Banyuwangi dalam mempromosikan wisata yang ada, memang dapat dikatakan berbeda dengan daerah lain. Cara utama yang dilakukan melalui berbagai event yang dikolaborasikan menjadi satu dalam pagelaran Banyuwangi Festival atau disebut BFEST. Hal tersebut didasarkan pada culture value yang ada. Pada era modern seperti saat ini, kepedulian masyarakat terhadap budaya, seni, festival, peninggalan sejarah, dan hal-hal yang berkaitan dengan tradisi semakin meningkat. Keberagaman budaya dan perbedaannya memberikan daya tarik tersendiri bagi masyarakat sehingga menjadi dasar hadirnya cultural and heritage tourism.

Cultural tourism sendiri telah menjadi pusat industri pariwisata di Eropa dan tengah dikembangkan di berbagai negara. Cultural tourism mampu menjadi sarana untuk melestarikan budaya sekaligus memberikan kontribusi besar bagi pembangunan ekonomi daerah. Konsep besarnya menawarkan rasa keterlibatan, pengalaman wisatawan yang memiliki nilai, dan bergesernya motif wisatawan yang ingin merasakan travelling “lebih” dapat dijawab dengan mengadakan implementasi cultural tourism di Banyuwangi.

Lebih lanjut, dengan melakukan branding budaya hingga dapat dikenal oleh masyarakat luas juga memberikan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat lokal, utamanya bagi generasi muda untuk lebih mencintai budayanya. Konsep perpaduan antara budaya dan pariwisata mampu memberikan impact sosial dan ekonomi yang signifikan bagi daerah. Aspek terpenting dalam cutural tourism adalah membangun dan mempromosikan identitas budaya lokal. Ketika budaya mendapatkan perhatian khusus melalui cultural tourism, hal ini dapat memainkan peran penting dalam menciptakan kedamaian dan harmonisasi dalam lingkungan masyarakat. Inilah yang menjadi modal sosial kuat dari masyarakat, yang secara tidak langsung mewarnai sebuah pembangunan berkelanjutan yang inklusif dan kreatif.

Terakhir, strategi pembangunan yang inklusif-kreatif dapat dilakukan secara efektif dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan. Kuncinya ada pada sebuah visi kepemimpinan yang inovatif untuk terus menjaga ritme pembangunan dan birokrasi pada level yang dinamis dan terbuka. Visi inilah yang terus diemban kuat oleh Bupati Banyuwangi untuk terus mentransformasi birokrasi yang ada didalamnya, sehingga pemerintah daerah mampu menjadi engine dalam perubahan yang berkelanjutan. Proses pembangunan yang terjadi di Kabupaten Banyuwangi telah banyak mengubah images dan kreatifitas masyarakat lokal sehingga lebih percaya diri atas potensi yang mereka miliki. Modal sosial inilah yang menjadi salah satu pilar penting pembangunan, khususnya dalam mendukung sebuah strategi yang inklusif-kreatif, dimana masyarakat menjadi subyek dalam pembangunan dan terlibat dalam mendukung inovasi yang ada.

Banyuwangi Festival telah menjadi jembatan perubahan yang terjadi di Kabupaten Banyuwangi yang sekaligus menjadi media promosi daerah untuk meningkatkan investasi dan inovasi didalamnya. Inilah sebuah pagelaran yang inklusif-kreatif, karena mampu menciptakan nilai tambah yang luas bagi masyarakat serta mampu memperkuat identitas dan keunikan ekonomi lokal. Proses pembangunan manusia dan kreatifitas inilah yang harus diapresiasi dengan baik karena mampu menjadi social enabler suksesnya pembangunan ekonomi daerah di Kabupaten Banyuwangi.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button